Pada aal tahun 2011 ini, berbagai surat kabar memberitakan tentang penarikan gelang Power Balance di Australia. Gelang karet warna warni ini sudah menjadi tren tersendiri khususnya dikalangan orang muda di seantero negri ini. Hampir di setiap pelosok daerah khususnya kota besar, mudah dijumpai anak muda dengan bangga dan pedenya memakai gelang Power Balance, entah itu asli maupun tiruan. Bahkan tak jarang, gelang yang dipakai lebih dari satu.
Gelang Power Balance ( Gambar dari :http://fotounik.net )
Kabar penarikan ini demikian gencar dan tersebar ke berbagai komunitas dan forum di Indonesia. Persoalan utama penarikan produk ini adalah tidak ada bukti secara ilmiah kebenaran klaim khasiat pemakaian gelang seperti yang dipromosikan. Barangkali untuk sebagian orang yang memakai gelang ini hanya sebatas fashion dan gengsi, hal tersebut tidak menjadi persoalan. Toh utamanya memang sebagian pemakai hanya mengikuti tren yang sedang hangat.
Indonesia sayangnya mengetahui informasi sudah sangat terlambat, hampir setahun lalu penarikan gelang Power Balance dilakukan di Australia dan disertai permintaan maaf lagi. Di Indonesia pengembalian gelang ini hanya berlaku untuk pembelian di bawah 30 hari setelah pembelian. Power Balance Indonesia beralasan mereka tidak pernah melakukan promosi yang klaimnya berlebihan seperti di Australia. Jadi bagi mereka yang membeli lewat dari 30 hari, maaf saja, produk tidak bisa dikembalikan. Berita ini dapat dilihat di sini dan sini.
Konsumen Indonesia menurut pendapat saya sering menjadi korban produk global. Selain kasus gelang karet ini, ada beberapa produk yang mengalami hal yang bahkan lebih parah. Mulai beberapa tahun terakhir, sering diberitakan di koran penarikan beberapa mobil merek ternama di dunia. Lihat di sini juga sini. Alasan penarikan bermacam macam, mulai dari masalah rem, mesin dan sebagainya. Tentu mudah diterka bahwa alasan penarikan ini demi kenyamanan berkendara sampai keselamatan penumpang mobil. Hanya alasan mengapa mobil yang beredar di Indonesia tidak ikut ditarik sulit dicerna dan dinalar. Meskipun merek dan jenis mobil yang sama dijual di Indonesia. Penarikan biasanya dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat. Penjelasan tentu saja ada, tetapi sangat tidak atau kurang memadai. Konsumen Indonesia mungkin digolongkan manusia kelas dua yang kurang mempedulikan nyawa manusia. Sungguh memprihatinkan dan menyedihkan.
Tahun lalu ketika GMC mulai marak di Indonesia, beberapa orang mempertanyakan bukti ilmiah klaim penyelenggaranya. Hai Hai dan Vantilian merupakan orang yang paling gigih ( baca : keras dan antipati ) mewakili Sabda Space. Beberapa kali blog mereka tulis yang intinya mempertanyakan klaim dari GMC yang konon katanya mampu meningkatkan daya konsentrasi dan kecerdasan anak. Belum lagi diimbuhi aneka “pameran” kemampuan lebih setelah anak tersebut mengaktivasi otak tengah dengan bantuan GMC. Hingga kini, bukti ilmiah tersebut masih sumir atau belum terbukti, masih sebatas penjelasan umum. Kegiatan GMC pun masih melenggang dengan bebas dan cukup banyak menarik minat orang tua.
Sumber : http://gmc-indonesia.blogspot.com/
Sejatinya saya mempertanyakan perlindungan konsumen Indonesia terhadap produk yang ditawarkan. Di sisi lain banyak orang yang memakai produk tersebut ternyata tidak peduli sama sekali. Sering kekritisan orang yang peduli terhadap penyalahgunaan atau melebih-lebihkan klaim produk, ditanggapi dengan negatif bahkan dengan kecurigaan besar.
Ironisnya ternyata hal yang sama juga melanda Kekristenan, tentu saja penghuni Sabda Space tidak terkecuali. Tanpa bermaksud menyindir atau menertawakan oknum tertentu, seringkali debat dalam suatu blog jadi berkepanjangan karena adanya “serangan” dan “pembelaan” tentu saja. Jika ajaran aliran tertentu diumpamakan sebagai suatu produk tentu konsumennya adalah jemaat atau dalam skala lebih kecil penghuni Pasar Klewer ini. Jika produknya cacat dan membahayakan pemakainya atau adanya klaim yang terlalu tinggi di awang awang atau juga yang tidak bisa dan mampu dibuktikan keabsaan dan keilmiahannya, tentu produk ini layak ditarik dari pasaran dan diperbaiki atau dimusnahkan jika perlu.
Ini Sabda Space bukan Forum yang lain, Bleh
Pertanyaannya adalah apakah konsumennya bersedia atau tidak? Sering justru mereka keukeuh jumekeh menggunakan dan bahkan mempromosikan produk tersebut. Kritik sering disikapi dengan sebutan iri hati, bodoh, berniat menjatuhkan dan lain sebagainya. Jika sudah begini, tampaknya solusi termudah adalah Blender Otak. Blendernya dari Hongkong. Ha ha ha ha.
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
No comments:
Post a Comment